“Kami telah merekam keberadaan Rhinocheros hornbills (burung enggang) dan Great argus pheasants (burung kuau besar mirip merak) sebelumnya, namun saat kami melihat rekaman seekor tekukur darat Sumatera, kami hampir tidak memercayainya,” kata Yoan Dinata, pimpinan tim survai dari Flora and Fauna International Indonesia.
Mencoba merekam keberadaan harimau di dalam rimba Sumatera, para peneliti justru menangkap sosok seekor burung tekukur darat Sumatera yang sudah sangat langka. Burung berbulu cokelat dengan kombinasi hitam dan hijau tertangkap kamera yang dikendalikan sensor otomatis.
Peristiwa tersebut terjadi di dekat Taman Nasional Kerinci Seblat, bagian tengah Pulau Sumatera pada awal Juli. Ini merupakan bukti ketiga keberadaan burung bernama ilmiah Carpococcyx viridis yang tidak pernah terlihat lagi sejak 1916.
“Menemukan tekukur darat Sumatera memberikan kami harapan, sebab ia terekam di hutan yang rusak yang mulai terabaikan dekat taman nasional,” kata Dr. Matthew Linkie dari Universitas Kent Inggris. Burung tersebut terkejut saat kamera memancarkan sinar blitz dan terlihat menatap lensa kamera dengan memekarkan sayapnya.
“Kami telah merekam keberadaan Rhinocheros hornbills (burung enggang) dan Great argus pheasants(burung kuau besar mirip merak) sebelumnya, namun saat kami melihat rekaman seekor tekukur darat Sumatera, kami hampir tidak memercayainya,” kata Yoan Dinata, pimpinan tim survai dari Flora and Fauna International Indonesia.
Hutan hujan tropis di Sumatera merupakan salah satu kawasan dengan keragaman hayati paling kaya. Namun, luasnya semakin menyusut dan keberadaanya terancam hilang karena pembalakan liar. []
Penulis : Wah
Sumber : AP, Kompas Online, Edisi 12 Juli 2006
Posting Komentar